Laga di pentas Eropa lumayan sukses. Di Liga Champion, United menggilas Galatasaray 1-0. Di Liga Europa, Liverpool yang menyimpan separuh tulang punggungnya, membekap
Young Boys 5-3. Tapi lihat klasemen domestik mereka. United hanya satu angka di bawah pimpinan Chelsea. Liverpool? Hanya satu anak tangga dari peringkat terbawah! Paradoks.
Lihat juga pencapaian kedua tim dalam tiga musim terakhir. Juga paradoks!

Pencapaian ini menjelaskan konsistensi United lumayan terjaga. Liverpool yang melorot. Coba lihat dalam tiga musim terakhir, masuk lima besar pun tidak. Lalu mengapa ‘Derby of England’ begitu panas dan banyak media memberikan porsi lebih? Bukankah derby Manchester: City vs United atau derby London Arsenal vs Chelsea jauh lebih panas?
Inilah picu awalnya: rivalitas industri antar dua mercu-suar di barat laut Inggris, dan itu turun temurun, dan masuk ke rumah sepakbola, hingga kini. Ceritanya variatif. Tapi tema sentralnya saling ejek dengan sederet medium. Dari psy-war pelatih, para punggawa tim, umpatan rasis, caci-maki tanpa logika, dan banyak lagi. Situasi panas terbentang sejak lama, bahkan untuk sebuah alasan yang tidak jelas sekali pun. Di luar nalar sehat meski itu semua menjadi bumbu menarik sebuah rivalitas.
Pasti banyak laga menarik dari kedua tim. Dan saya coba nukilkan lima laga super-panas dari rivalitas abadi bertajuk ‘Derby of England’ ini.
24 Januari 1999: “United’s Treble Winner”
United 2 Liverpool 1
Gol cepat Michael Owen menit ke-3 membungkam fans United. Pertandingan bersisa dua menit dan sangat mungkin, langkah United terhenti di babak keempat Piala FA. Sampai datang gol Dwight Yorke menit ke-88. Injury time, datang gol Solksjaer. Liverpool terhenyak! United kemudian menjuarai Piala FA, memuncaki Liga Premier dan merebut Liga Champions. Inilah Treble Winner pertama United!

17 Desember 2000: “Sumpah Houllier”
United 0 Liverpool 1
Sebelum laga, statistik menjelaskan: United selalu menang atas Liverpool selama sepuluh partai terakhir. Ibarat kutukan. Apa kata Gerard Houllier sebelum kick-off? “Saya bersumpah, kita akan mengalahkan mereka!”, ujar Houllier. Sumpah Houllier terbukti. Sebuah gol via free-kick Danny Murphy sebelum turun minum mengakhiri kutukan itu. United kalah meski kemudian mereka menjuarai EPL. Tapi Liverpool juara mendapatkan treble winners: Piala Worthington, Piala FA dan Piala UEFA. Akhir manis bagi kedua tim.

22 Januari 2006: “Selebrasi Neville”
United 1 Liverpool 0
Liverpool dominan tapi gol tak jua muncul. Sampai datang aksi Ryan Giggs. Sebuah umpan silangnya sangat manja. Rio Ferdinand yang merangsek, menyambut umpan itu dengan kepalanya. Masuk! Dan Gary Neville kemudian bertingkah gila. Dia berlari tepat di depan pendukung Liverpool dan melakukan selebrasi provokatif! Selebrasi yang berbuah chaos usai pertandingan. Dia kemudian didenda 5000 pound.

23 Maret 2008: “No Mascherano”
United 3 Liverpool 0
Petaka bermula dari diusirnya Javier Mascherano dan Liverpool bermain dengan 10 nama saja. Alhasil, Rooney, Ronaldo serta Giggs merajalela. Gawang Liverpool dibombardir. Hasilnya pahit. Liverpool digelontor tiga gol. United lalu juara, plus trofi Liga Champions. Ini memang musim paling apes buat Liverpool.

14 Maret 2009: “Pembantaian”
United 1 Liverpool 4
Laga ini dikenang sebagai duel Vidic vs Torres. Vidic, best defender musim sebelumnya, tak berdaya melawan keliaran Torres. United kemudian tewas, dibantai 1-4 di kandang sendiri, Old Trafford. Inilah kekalahan terparah mereka dalam sejarah. Di sudut lain, fans Liverpool tertawa terbahak-bahak!

Itu paling tidak lima laga panas dua tim paling sukses dari tanah Britania ini. Over-all, United sudah mengoleksi 60 gelar di semua level kompetisi, dan Liverpool 58 gelar. Kalau fans United membanggakan 19 koleksi gelar di liga domestik (berbanding 18), maka Liverpool berkoar dengan lima gelar Liga Champions mereka (berbanding 3).
Pamer koleksi trofi itu membakar api sinisme para fans. Fans United, dengan kreativitasnya pernah bikin jersey dengan tulisan” “Liverpool 18, United 19”. Suatu waktu, fans Liverpool juga pernah membentang spanduk raksasa pasca Perang Irak: “Jangan Bom Irak, Jatuhkan Saja Nuklir di Manchester!.” Ahahahaa..

Yeaaah.. Liverpool dan United memang kekuatan sekaligus musuh tradisional di Inggris. Ulah para fans yang kemudian memperuncing rivalitas mereka. Tapi hebatnya, di tengah rivalitas mereka, selalu ada nilai-nilai persahabatan.
Kenanglah drama ‘Munich Disaster’ 5 Februari 1968 yang menewaskan delapan pemain dan tiga staf pelatih United. Ketika itu, Bill Shankly pernah menawarkan lima pemain untuk dipinjamkan meski kemudian ditolak United. Ana juga harus tahu betapa kentalnya persahabatan Shankly dengan Sir Matt Busby pada jaman itu.
Tahun 2001, ketika manajer Liverpool Gerard Houllier terkena serangan jantung, tahukah Anda siapa pelatih pertama yang membezoeknya di rumah sakit? Inilah dia: Alex Ferguson!
Drama Anfield, Minggu (23/9) masih beberapa jam lagi. ‘Derby of England’ yang legendaries segera digelar. Kota pelabuhan Liverpool sudah panas dan akan terus panas menjelang kick-off. Aroma rivalitas dengan kebencian luar biasa menjadi mesiu pertandingan ini.
Padahal, sesuatu yang sejuk sudah dihembuskan para pelaku aktif ketika kedua tim sepakat menjadikan ‘Derby of England’ ini sebagai penghormatan untuk para korban Tragedi Hillsborough. Saya harus ulangi lagi, prosesi penghormatan itu sebelum kick-off ketika tiga mosaik disiapkan di tiga sisi Anfield: (1) Pemutaran tembang “You’ll Never Walk Alone” ketika tim masuk lapangan; (2) dari Tribun The Kopada spanduk besar dengan tulisan ‘The Truth’ plus angka 96; (3) di Centenary Stand ada paparan kata ‘Justice’. Lalu, 96 balon – symbol dari 96 korban yang tewas, akan dilepas oleh dua kapten dari kedua tim, Gerrard dan Vidic.
Gerard bilang, dia mau partai ini dikenang karena permainannya. Karena sepakbola. Komentar Vidic pun teknis: “Bukan hanya soal motivasi tapi juga konsentrasi. Ini bukan soal satu pemain, tapi kita bicara soal tim,” kata kapten United ini.
Yang juga menarik, dalam prosesi saling bersalaman sebelum kick-off, Suarez dan Evra dipastikan akan saling jabat.
Semua saling respect, untuk sebuah rivalitas abadi. Football is an honest game.
0 komentar:
Posting Komentar